Di Upload : Sabtu, 22 Juni 2013 —
Satria
Kategori :Liputan/Berita
Terjadi Perbedaan Spasial Jumlah
Petani Yang Mempertahankan Lahan Sawah Untuk Pertanian
‹›
Perkembangan
Kota Yogyakarta ke arah Sleman dan Bantul telah mengakibatkan persaingan untuk
mendapatkan lahan semakin tidak terkendali. Padahal di satu sisi ada
kepentingan pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan dan di sisi lain ada
kepentingan pemenuhan kebutuhan ruangan untuk berbagai penggunaan di non
pertanian. Persaingan untuk mendapatkan lahan tidak hanya terjadi di pinggiran
kota tetapi sudah menjalar ke wilayah perdesaan sehingga masyarakat petani di
perdesaan juga merasakan adanya permintaan lahan yang cukup meningkat.
“Perluasan kota ke lahan
pertanian ini ada yang direspon dengan meningkatkan produksi tanaman ada juga
yang mengendur komitmen petani terhadap lahan pertaniannya,”kata Sudrajat saat
ujian terbuka program doktor Fakultas Geografi UGM, Sabtu (22/6) di Fakultas
Geografi. Sudrajat mempertahankan disertasinya berjudul Tinjauan Spasial
Komitmen Petani Mempertahankan Kepemilikan Lahan Sawah dan Pemanfaatannya Untuk
Pertanian di Kabupaten Sleman dan Bantul DIY.
Mengendurnya
komitmen petani tercermin dari perilaku, semangat dan motivasi petani dalam
mempertahankan kepemilikan lahan pertanian. Dampak paling nyata mengendurnya
komitmen petani pada lahan adalah semakin marak petani yang melakukan alih
fungsi lahan pertanian ke lahan non pertanian baik secara individual maupun
kolektif.
“Selain komersialisasi lahan ini
juga disebabkan kurang pahamnya petani terhadap multifungsi lahan
pertanian,”imbuh staf pengajar Fakultas Geografi UGM ini.
Dari hasil
penelitian yang dilakukan Sudrajat terungkap bahwa ada perbedaan sebaran
spasial tingkat komitmen petani dalam mempertahankan kepemilikan lahan sawah
dan pemanfaatannya untuk pertanian di tiga zona penelitian. Pada zona bingkai
kota-desa (zobidokes) ditemukan sebagian besar petaninya memiliki komitmen
rendah dalam mempertahankan kepemilikan lahan sawahnya, sedangkan komitmen
dalam pemanfaatannya untuk pertanian sebagian besar petani masih memiliki
komitmen sedang.
Sementara itu
di zona bingkai desa-kota (zobidekot) ditemukan sejumlah sebagian besar petaninya
masih tergolong memiliki komitmen sedang dalam mempertahankan kepemilikan lahan
sawah, sedangkan komitmennya dalam pemanfaatan lahan sawah untuk pertanian
sebagian besar masih tergolong tinggi.
“Sedangkan di zona bingkai desa
(zobides) sebagian besar petani cukup tinggi komitmen untuk mempertahankan
kepemilikan lahan sawah maupun
pemanfaatannya untuk pertanian,”tegas Sudrajat.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi probabilitas tingkat komitmen petani dalam mempertahankan
kepemilikan lahan sawah dan pemanfaatannya untuk pertanian di tiga zona
penelitian bervariasi, baik jenis, jumlah maupun besarnya kekuatan dari setiap
faktor pengaruh. Sudrajat berharap penelitiannya bermanfaat sebagai pedoman
menyusun rencana kebijakan pengendalian lahan pertanian dan pemanfaatannya
untuk pertanian, baik oleh pemerintah DIY maupun Pemkab Sleman dan Bantul
(Humas UGM/Satria AN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar