Sabtu, 23 Juni 2012

UJIAN MASUK BERSAMA PERGURUAN TINGGI NEGERI (UMB-PT) 2012


UJIAN MASUK BERSAMA PERGURUAN TINGGI NEGERI (UMB-PT) 2012


SPMB                      USUBNI


UNIVERSITAS TERGABUNG DALAM UMB-PT 2012

Perguruan Tinggi Negeri :
1.    Universitas Sumatera Utara (USU) Medan
2.    Universitas Malikussaleh (UNIMAL) Lhokseumawe
3.    Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH) Banda Aceh
4.    Universitas Jambi (UNJA) Jambi
5.    Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Jakarta
6.    Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) Banten
7.    Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) Purwokerto
8.    Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang
9.    Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta
10.    Universitas Palangka Raya (UNPAR) Palangka Raya
11.    Universitas Islam Negeri Alauddin (UIN Alauddin) Makassar
12.    Universitas Borneo (UB) Tarakan
13.    Universitas Terbuka (UT)

Rabu, 06 Juni 2012

Sahabat Untuk di Beri




“Alangkah sulitnya mencari sahabat sejati,” kata seorang teman
“Tak kutemukan walau telah kujelajahi bumi, negeri demi negeri” aku tersenyum menepuk pundaknya
mungkin itu sebab yang kau cari adalah sahabat untuk memberi, adapun sahabat untuk diberi bertebaran diseluruh penjuru bumi.”



Kesadaran awal-awal bagi seorang Salman di Madina adalah bahwa dia seorang asing. Dan seorang asing mula-mula haruslah mencari sahabat untuk diberi, bukan yang hendak memberi.
Gairah itulah yang kemudian kita saksikan begitu menggelora. Gairah untuk selalu memberi kepada saudara yang dicintai telah menjadi lekatan jiwa yang tak pernah lekang dari kalbunya. Telah kita ingat kata-katanya kepada Abud Darda’ dihari yang penuh gejolak rasa ketika dia meminang seorang wanita.

Ya, wanita itu menolak khitahbahnya dan lebih memilih saudara yang dicintainya itu. Maka, “Allahu Akbar!” kata Salman. Segala mahar dan nafkah yang telah saya siapkan, hari ini juga saya serahkan pada Abud Darda’. Segeralah kalian menikah, saya siap menjadi saksinya Insyaallah.”
Tetapi kisah di jalan cinta para pejuang itu tak berhenti hanya disini. Dalam dekapan ukhwah ia berlanjut ketika pada suatu hari Salman berjumpa dengan istri Abud Darda’ itu. Dilihatnya ada kabut yang membayang di wajah wanita shalihah yang pernah menjadi pilihan hatinya itu. Diberanikannya untuk menyapa karena ia telah berjanji pada dirinya untuk melakukan segala yang dibisa demi kebahagiaan mereka berdua. Duka mereka pasti akan menjadi urusannya.